Bandung, 28 Agustus – Beritabebas Saya sempat ingin kapok menulis, setelah menulis buku tentang refleksi pemilu tahun 2024 yang saya anggap sebagai buku yang pertama kali terbit di Indonesia yang mengulas tentang pemilu pasca pemungutan suara pemilu 2024 dilaksanakan dengan judul “Demokrasi Mengada Untuk Rakyat Refeksi Atas Kontroversi Pemilu 2024 dan Sistem Presidensi (Presiden Usil) di Indonesia”.
Saya merasa buku hanya bisa dinikmati oleh kaum terpandang dan terdidik. Sedangkan realitas Indonesia saat ini sesuai data bank dunia bahwa 68,3 persen Penduduk RI adalah kategori miskin sedangkan menurut hasil penelitian “The Intelegence of Nations” oleh psikolog Inggris Richard Lynn dan David Becker tahun 2029 bahwa IQ rata-rata orang Indonesia adalah 78,5. Saya merenung tidak ada gunanya menulis buku atau karya tulis yang toh nantinya hanya menjadi sampah di saat Indonesia Masih lebih banyak yang miskin dan rata rata IQ nya rendah. Mungkin anggapan saya salah.
Kemarin saya datang ke acara IKA SADAYA di acara yang menampilkan sosok Maestro Jakob Sumardjo. Acara yang diadakan di Museum Bandung seberang Balai Kota Bandung saya tertarik datang kesini karena sebelumnya kami sempat ngopi asik dibilangan kafe mewah di Bandung bertemu dengan senior saya di UNPAD dengan kacamata terminator yang khas,beliau menceritakan tentang Jakob Sumardjo bahwa beliau adalah referensi bagi orang-orang yang berkecimpung terhadap sastra terutama alumni UNPAD banyak terinspirasi dan menjadikan Referensi Jakob Sumardjo saya juga menanyakan ke senior saya yang menggunakan kacamata terminator itu. Sekarang Usia pak jakob berapa tahun, tak disangka ternyata usia pak jakob 86 tahun dan masih mahir menggunakan mesin tik.
Saya ketika mengetahui pak jakob sumardjo usianya 86 tahun saya makin tertarik, karena usia panjang bagi saya lekat dengan panjangnya kebermanfaatan hidup seorang manusia bagi manusia lainnya. Di Usia 86 Tahun Pak Jakob masih dengan sigap dan tidak lupa pak jakob melemparkan senyum kepada orang orang yang menyapanya. Saya pun menyapa Pak Jakob ijin meminta foto dan saya meminta doa bapak. Pak jakob tersenyum oh iya doa, iya didoain.
Alhamdulillah saya datang ke acara IKA SADAYA UNPAD bukan sebagai tamu undangan yang mesti diundang karena jabatan saya di IKA UNPAD sebagai Wakil Ketua Umum PP IKA UNPAD ataupun karena jabatan saya sebagai Ketua Dewan Pembina IKA Muda UNPAD ataupun karena jabatan saya sebagai Pembina Karang Taruna di RW tempat saya tinggal. Saya datang karena menaruh harapan kedepannya ada Jakob Jakob pada generasi selanjutnya yang kiprahnya diakui kalangan dalam negeri dan luar negeri, kalangan atas dan bawah. Dan Jangan Kapok Menulis ungkap Kang Fuad yang juga Sekjen Garda Kemerdekaan