Senin, 6 Oktober 2025

Darurat Mikroplastik di Pangandaran: Ancaman Tersembunyi di Laut Selatan Jawa Barat

Gambar 30 Agustus 2025 di Pangandaran (sumber : Istimewa)

Gambar 30 Agustus 2025 di Pangandaran (sumber : Istimewa)

Pangandaran – Di balik panorama indah laut selatan Jawa Barat, ancaman tak kasat mata kini mengintai: mikroplastik. Hasil sejumlah penelitian terbaru mengungkap bahwa perairan Pangandaran—yang menjadi urat nadi nelayan dan wisata bahari—telah tercemar partikel plastik berukuran mikroskopis dalam jumlah mengkhawatirkan.

Kejadian ini membuat kami kaget. Pada Tanggal 30 Agustus 2025 salah seorang wisatawan dari kota bandung berbelanja Ikan di seberang Hotel Sun Inn Pangandaran menyayangkan mengapa nelayan banyak menjaring ikan Banyak sekali sampah yang ikut terjaring dan dapat dilihat dari pantauan foto bahwa ikan dan sampah bercampur menjadi satu.

Tentu sangat miris kejadian ini bagaimana wisata Pangandaran harus tetap menjadi primadona permasalahan lingkungan pencemaran limbah plastik tidak ditangani dengan tepat.

Ribuan Partikel di Muara dan Mangrove

Berdasarkan kajian pustaka yang bisa kami akses, terdapat temuan berdasarkan sebuah penelitian, bahwa sedimen di muara Pangandaran mengandung sangat banyak partikel mikroplastik. Bentuk yang paling banyak ditemukan adalah serat (fiber), fragmen, dan film plastik tipis.

Di kawasan mangrove Nusawiru Batukaras, kondisi tak jauh berbeda. Sedimen yang seharusnya menjadi habitat penting bagi biota pesisir, justru dipenuhi mikroplastik.

Menempel pada Rumput Laut, Masuk ke Tubuh Teripang

Tak hanya di sedimen, mikroplastik juga telah menempel pada organisme laut. Seperti pada makroalga Gracilaria.

Lebih mencemaskan lagi, penelitian terhadap teripang Holothuria menunjukkan lebih dari setengah sampel individu yang diperiksa mengandung mikroplastik di dalam tubuhnya. Rata-rata partikel yang ditemukan berada di saluran pencernaan maupun melekat di permukaan tubuh.

Sungai Citanduy, Jalur Pencemar dari Darat

Sumber utama pencemaran plastik di laut Pangandaran diduga kuat berasal dari darat. Sungai Citanduy, yang bermuara langsung ke pesisir, membawa beban pencemar sangat tinggi.

Artinya, sampah plastik dari aktivitas manusia di hulu terus mengalir ke laut dan memperburuk kondisi ekosistem perairan.

Ancaman Bagi Nelayan dan Konsumen

Bagi nelayan Pangandaran, kondisi ini menjadi alarm serius. Mikroplastik dapat merusak sistem pencernaan ikan, menghambat pertumbuhan, bahkan mengganggu reproduksi. Dampaknya, populasi ikan bisa terancam menurun.

Bagi konsumen, bahaya juga nyata. Mikroplastik yang terakumulasi dalam tubuh ikan berpotensi berpindah ke manusia saat dikonsumsi. Sejumlah studi global bahkan menyebutkan, orang Indonesia menjadi konsumen mikroplastik tertinggi di dunia.

Perlu Tindakan Mendesak

Kondisi ini memunculkan seruan dari akademisi dan pegiat lingkungan agar pemerintah daerah, masyarakat, hingga wisatawan lebih serius mengurangi sampah plastik sekali pakai. Edukasi dan pengelolaan sampah di pesisir dan hulu sungai dinilai menjadi kunci.

Ini bukan hanya masalah ekologi, tetapi juga masalah kesehatan masyarakat. Pangandaran adalah jantung ekonomi nelayan, sekaligus etalase pariwisata Jawa Barat. Jika dibiarkan, kita sedang menabung krisis bagi masa depan.

Kesimpulannya jelas, yakni keindahan Pangandaran kini tengah diselimuti ancaman mikroplastik. Laut yang selama ini menjadi sumber penghidupan, bisa berubah menjadi sumber bahaya. Tanpa aksi bersama, nelayan, wisatawan, hingga generasi penerus bisa menanggung akibatnya.

Oleh Andri Herdiyanto
(Pengamat Lingkungan dari Garda Kemerdekaan)

Array

Berita Terkait