Kamis, 21 November 2024

Fuad Rinaldi Pilih Fokus Urus Sampah Kota Bandung, Tidak Jadi Mencalonkan Walikota

 

KOTA BANDUNG, POTENSINETWORK.COM- Fuad Rinaldi, sebelumnya sempat santer terkabarkan akan mencalonkan diri sebagai Walikota Bandung, kini memutuskan untuk tidak ikut dalam kontestasi politik tersebut. 

Alih-alih maju sebagai kandidat, Fuad memilih fokus pada isu lebih mendesak dan krusial, yaitu penanganan sampah di Kota Bandung.

 

Kepada potensinetwork.com, di Bandung belum lama ini, Fuad menyampaikan bahwa ia bersama timnya telah berhasil mengolah 5 hingga 6 ton sampah organik setiap bulan. 

 

Program pengelolaan sampah organik ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan memanfaatkan sampah organik menjadi produk lebih bermanfaat seperti kompos dan bahan baku pakan ternak.

 

Dalam keterangannya, Fuad menyampaikan bahwa isu sampah di Kota Bandung merupakan permasalahan serius dan membutuhkan perhatian penuh. 

 

“Saya melihat ada potensi besar dalam pengelolaan sampah organik, terutama dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Saat ini kami terus berupaya meningkatkan volume pengolahan sampah organik dan memperluas program ini ke berbagai wilayah di Bandung,” ujarnya.

 

Keputusan Fuad untuk tidak mencalonkan diri sebagai walikota dan fokus pada isu lingkungan mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. 

 

Banyak pihak menilai langkah ini sebagai contoh nyata dari kepemimpinan yang mengedepankan aksi nyata untuk menyelesaikan masalah mendasar di masyarakat.

 

Dengan adanya upaya seperti ini, diharapkan program pengelolaan sampah yang digagas oleh Fuad dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain dalam menangani masalah sampah secara efektif dan berkelanjutan.

 

 

Kompos dan Pakan Ternak

 

Pengelolaan sampah organik yang dilakukan oleh Fuad Rinaldi tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi warga Kota Bandung. 

 

Sampah organik yang diolah menjadi kompos dan pakan ternak telah membantu peternakannya mengurangi biaya pakan, sekaligus meningkatkan kualitas produk ternak tersebut.

 

Fuad menjelaskan bahwa program ini dirancang agar manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat. 

 

Kami tidak hanya mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA, tetapi juga menciptakan solusi ekonomi yang berkelanjutan. Kompos yang dihasilkan dari sampah organik bisa dimanfaatkan untuk pertanian dan kebun warga, sementara pakan ternak dari hasil pengolahan sampah organik sangat membantu meningkatkan usaha peternakan,” katanya.

 

Keberhasilan program ini telah mendorong banyak pihak untuk lebih peduli pada pengelolaan sampah organik dan potensi ekonominya. 

 

Fuad berharap bahwa dengan melibatkan lebih banyak masyarakat dalam program ini, Bandung bisa menjadi kota yang lebih hijau, bersih, dan sejahtera. 

 

“Pengelolaan sampah bukan sekadar kewajiban lingkungan, tetapi juga peluang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,” tambahnya.

 

Dengan inovasi seperti ini, Fuad Rinaldi menunjukkan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari hal sederhana seperti sampah, sekaligus menciptakan dampak jangka panjang yang positif bagi masyarakat. (Aprianto/Nendi S.)

Array

Berita Terkait